Sabtu, 20 Agustus 2016

MY BELOVED MERMAID KYUNNIE

Part 5

Kejadian ini adalah kejadian yang takkan pernah ia lupakan seumur hidupnya. Kejadian inilah yang membuatnya pertama kali merasakan apa itu yang artinya sedih. Selama ia hidup, ia belum pernah merasakan apa itu kesedihan. Sebuah badai besar menghancurkan kehidupan laut yang ia tinggali. 

Ombak-ombak besar beradu menunjukkan dirinya yang mana ombak yang paling kuat menghancurkan kehidupan indahnya. Semua sudah luluh lantak dan terberai entah kemana. Petir-petir menyambar dengan dahsyatnya membuat telinganya seakan mau pecah. Kedelapan hyungdeul-nya terbawa oleh badai itu. Kekuatan yang dimilikinya belum mampu untuk menenangkan badai sebesar itu. Ia merasa tidak bisa melindung hyungdeul-nya dan bukan dongsaeng yang baik.
Saat ini ia sudah terdampar di bibir pantai. Tubuhnya terkulai lemah tersandar di sebuah batuan karang yang berukuran cukup besar. Wajahnya yang pucat pasi tergambar jelas di sana. Pagi ini ombak bergulung dan bergerak menuju bibir pantai dengan tenang membuat ekornya bergoyang perlahan.

Di waktu yang bersamaan, seorang namja sedang berkeliling di pesisir pantai sambil membawa kembali kameranya dan kembali mengambil gambar pantai di Pulau Jeju. Baginya tak ada habis-habisnya kecantikan yang dipamerkan di Pulau Jeju. Angin yang bertiupan dengan lembut sangat meneyntuh baginya. Pantas saja Pulau Jeju disebut Samda-do yang artinya Pulau dengan tiga keindahan wanita, batu, dan angin.

“Syukurlah badainya sudah reda! Kalau tidak mana mungkin aku bisa berjalan-jalan”

Ia hirup udara segar di sana dan melihat lagi keindahan yang sudah diberikan Tuhan kepada hamba-Nya. Ia tak mau melewatkan sedetikpun keindahan pantai ini. Hingga mata tajamnya kembali memasati satu objek di pesisir pantai. Entah apakah itu kenyataan atau ilusi semata ia dekati lagi sosok itu perlahan takut sosok itu kabur lagi.

TAP TAP

“Nuguseyeo? Nuguya?”

Siwon memanggil namja itu sambil menatap wajah pucat yang ada di hadapannya. Ia amati lagi seluruh tubuh namja itu. Atasan baju yang hanya berupa pakaian tanpa lengan hingga membuat kedua pundaknya terlihat jelas dilengkapi dengan sisik-sisik ikan yang menutupi secara keseluruhan dari bagian dada, punggung hingga perutnya dan beberapa untaian rumput laut yang menjuntai ke arah samping.

Ia lihat kembali namja itu menuju bagian bawah tubuhnya. Dan....


“OMMO! D.....DU...DUYUNG?! D...DIA DUYUNG?! EOTTHEOKKAE?!”

Kaget, panik, cemas, takut, dan tidak percaya! Itulah yang ada di pikirannya sekarang! Baru pertama kali ia melihat makhluk seperti ini secara langsung! Biasanya ia hanya mendengar dari dongeng-dongeng waktu ia kecil dulu. Dan ia melihatnya secara langsung sekarang!

‘Duyung ini kenapa tidak bergerak sama sekali? Apa duyung ini sudah mati?”

Ia memeriksa nafas sang duyung ini. Ia rasakan dari telunjuknya deruan nafas yang sangat pelan dari hidung mancung ‘makhluk’ ini.

“Syukurlah dia masih hidup! Tapi bagaimana aku membawanya ke kamarku? Apalagi tidak ada kain atau terpal untuk menutupi ekornya! Aisshh..ayolah berpikir, Siwon!”

Dewi Fortuna memihak kepadanya! Ada satu terpal di perahu nelayan yang tak terpakai, ukurannya juga pas untuk menutupi tubuh bagian bawah duyung ini, walaupun ada yang sobek bisa ia tutupi dengan baju luarnya!

“Ahhh! Chamkkamannyeo! Aku akan membawakan terpal untuk membawamu ke kamarku! Bertahanlah!”

Dengan menggunakan kaki jenjangnya, ia berlari menuju perahu nelayan yang tak terpakai itu. Ia ambil terpal dengan ukuran yang cukup besar untuk membungkus tubuh bagian bawah dan ekor duyung itu. Kemudian ia kembali lagi ke tempat duyung itu terdampar dengan cepat

“Ccha! Aku sudah membawa sesuatu untuk menutupi tubuh dan ekormu!”


Siwon segera membungkus tubuh bawah dan ekor duyung ini. Dengan cekatan ia menggendong duyung ini ala bridal style dan melangkah menuju penginapannya. Semoga saja tak ada yang tahu bahwa ia sedang menggendong ‘seorang’ duyung........



To be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar