Kamis, 18 Agustus 2016

2nd fanfiction

A Million Pieces

“Aku pulang!”
“Kyuhyun-ah, kau darimana saja? Eomma dan appa sangat mencemaskanmu! Gwaenchana?”
“Gwaenchana, Eomma. Aku lapar!”
“Ya sudah. Mandi, ganti baju, setelah itu kita makan bersama!”
“Ne....!”

At Kyuhyun’s Bedroom

Kyuhyun segera meletakkan tasnya di meja belajarnya. Tubuh jangkung -dan jangan lupa tubuh gembulnya- ia rebahkan di kasurnya. Lelah, itu yang dirasakan Kyuhyun sekarang! Tapi ia tak boleh menyerah, masih ada orang yang lebih lelah dibanding dirinya!
“Ahh...hari yang melelahkan....tapi setidaknya aku bisa melewatinya! Kyuhyun...hwaiting!”
Ketika Kyuhyun hendak beranjak dari tempat tidur, tiba-tiba kepalanya terasa pusing yang cukup hebat. Denyutan di kepalanya terasa hingga ke tubuhnya. Menyakitkan karena suatu saat ia juga harus mengalami hal yang serupa juga, bahkan lebih parah!

“Akh....appo! Obat....obatku dimana?.....akhhh...appo.....”
Seketika tubuhnya ambruk walaupun masih setengah sadar, ia terus mencari tabung putih yang berisi obat-obatan yang wajib dimimun Kyuhyun setiap harinya. Jika tidak rutin, maka peti mati dan liang lahat menunggu!

Kedua orangtua Kyuhyun menunggunya di ruang makan dengan rasa was-was! Wajar, namanya juga orangtua, apalagi Kyuhyun hanyalah anak tunggal di keluarganya dan ia juga terlahir prematur!
“Yeobo,  Kyuhyun-ah kenapa lama sekali?”
“Mungkin dia sedang ada tugas dari kampusnya, jadi dia agak lama”
“Kyuhyun-ah, makan dulu! Nanti kau sambung lagi tugasmu itu!” teriak Park Hana, ibunya Kyuhyun.

Kyuhyun yang sedari tadi mencari obatnya tak kunjung menemukan benda keramat itu, seingatnya obat itu ada di saku samping tasnya! Apa jangan-jangan terjatuh waktu di jembatan tadi, isi obat itu sebenarnya tinggal 3-4 butir setidaknya itu dapat meredakan nyeri hebat di kepalanya itu! Bagaimana jika obat itu jatuh ke Sungai Han dan tenggelam atau obat itu diambil oleh namja yang ia tolong tadi?

“Appo....hiks....appo....akh....!” rintih dan tangis Kyuhyun di dalam kamarnya
Tubuh Kyuhyun sudah tak sanggup lagi menahan rasa sakit itu hingga ia hanya bisa meremas ujung selimutnya. Semakin ia remas selimut itu, maka selimutnya semakin terjun ke lantai kamarnya hingga menghasilkan kamar yang cukup berantakan. Bulir-bulir keringat dingin mengucur di keningnya dan berjalan bebas di pipi putih pucatnya itu.

TOK TOK

“Kyuhyun-ah, gwaenchanayo?”
Kyuhyun ingin sekali membukakan pintu kamar untuk ibunya, tapi semakin ia bergerak maka tubuhnya semakin sakit untuk diajak berkompromi!....
“Gwaen.....chana.....” balas Kyuhyun.

CKLEK
“Omo! Kyuhyun-ah! Gwaenchana? Apa yang sakit? Katakan kepada Eomma!” sambil memeluk hangat Kyuhyun
“Eomma.....appo” lirih Kyuhyun hingga ia tak sadarkan diri total
“Yeobo!”
“Waeyo chagiya? Omo, Kyuhyun-ah! Penyakitnya sepertinya kambuh! Kita ke rumah sakit sekarang! Kajja!”

Seoul City Hospital
Bunyi roda ranjang rumah sakit mengantarkan Kyuhyun menuju ruang ICU, yah rumah sakit menjadi rumah ketiga baginya setelah kampus dan rumahnya.

Beberapa menit kemudian

“Penyakit Kyuhyun-ssi sudah semakin parah. Kalau bisa secepatnya kita ambil tindakan operasi pengangkatan tumor dan sel kanker di otak Kyuhyun-ssi.”

“Kami juga berkeinginan seperti itu, tapi Kyuhyun selalu menolak karena ia masih ingin hidup lebih lama di dunia. Dia masih ingin berbuat baik kepada semua orang dan kami. Dia tak akan menyerah sampai ia tak bisa berbuat apa-apa...”

To Be Continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar