“Aku pulang!”
“Kyuhyun-ah, kau darimana saja? Eomma dan appa
sangat mencemaskanmu! Gwaenchana?”
“Gwaenchana, Eomma. Aku lapar!”
“Ya sudah. Mandi, ganti baju, setelah itu kita makan
bersama!”
“Ne....!”
At Kyuhyun’s Bedroom
Kyuhyun segera meletakkan tasnya di meja belajarnya.
Tubuh jangkung -dan jangan lupa tubuh gembulnya- ia rebahkan di kasurnya.
Lelah, itu yang dirasakan Kyuhyun sekarang! Tapi ia tak boleh menyerah, masih
ada orang yang lebih lelah dibanding dirinya!
“Ahh...hari yang melelahkan....tapi setidaknya aku
bisa melewatinya! Kyuhyun...hwaiting!”
Ketika Kyuhyun hendak beranjak dari tempat tidur,
tiba-tiba kepalanya terasa pusing yang cukup hebat. Denyutan di kepalanya
terasa hingga ke tubuhnya. Menyakitkan karena suatu saat ia juga harus
mengalami hal yang serupa juga, bahkan lebih parah!
“Akh....appo! Obat....obatku
dimana?.....akhhh...appo.....”
Seketika tubuhnya ambruk walaupun masih setengah
sadar, ia terus mencari tabung putih yang berisi obat-obatan yang wajib dimimun
Kyuhyun setiap harinya. Jika tidak rutin, maka peti mati dan liang lahat
menunggu!
Kedua orangtua Kyuhyun menunggunya di ruang makan
dengan rasa was-was! Wajar, namanya juga orangtua, apalagi Kyuhyun hanyalah
anak tunggal di keluarganya dan ia juga terlahir prematur!
“Yeobo, Kyuhyun-ah kenapa lama sekali?”
“Mungkin dia sedang ada tugas dari kampusnya, jadi
dia agak lama”
“Kyuhyun-ah, makan dulu! Nanti kau sambung lagi tugasmu
itu!” teriak Park Hana, ibunya Kyuhyun.
Kyuhyun yang sedari tadi mencari obatnya tak kunjung
menemukan benda keramat itu, seingatnya obat itu ada di saku samping tasnya!
Apa jangan-jangan terjatuh waktu di jembatan tadi, isi obat itu sebenarnya
tinggal 3-4 butir setidaknya itu dapat meredakan nyeri hebat di kepalanya itu!
Bagaimana jika obat itu jatuh ke Sungai Han dan tenggelam atau obat itu diambil
oleh namja yang ia tolong tadi?
“Appo....hiks....appo....akh....!” rintih dan tangis
Kyuhyun di dalam kamarnya
Tubuh Kyuhyun sudah tak sanggup lagi menahan rasa
sakit itu hingga ia hanya bisa meremas ujung selimutnya. Semakin ia remas
selimut itu, maka selimutnya semakin terjun ke lantai kamarnya hingga
menghasilkan kamar yang cukup berantakan. Bulir-bulir keringat dingin mengucur
di keningnya dan berjalan bebas di pipi putih pucatnya itu.
TOK TOK
“Kyuhyun-ah, gwaenchanayo?”
Kyuhyun ingin sekali membukakan pintu kamar untuk
ibunya, tapi semakin ia bergerak maka tubuhnya semakin sakit untuk diajak
berkompromi!....
“Gwaen.....chana.....” balas Kyuhyun.
CKLEK
“Omo! Kyuhyun-ah! Gwaenchana? Apa yang sakit? Katakan
kepada Eomma!” sambil memeluk hangat Kyuhyun
“Eomma.....appo” lirih Kyuhyun hingga ia tak
sadarkan diri total
“Yeobo!”
“Waeyo chagiya? Omo, Kyuhyun-ah! Penyakitnya
sepertinya kambuh! Kita ke rumah sakit sekarang! Kajja!”
Seoul City Hospital
Bunyi roda ranjang rumah sakit mengantarkan Kyuhyun
menuju ruang ICU, yah rumah sakit menjadi rumah ketiga baginya setelah kampus
dan rumahnya.
Beberapa menit kemudian
“Penyakit Kyuhyun-ssi sudah semakin parah. Kalau
bisa secepatnya kita ambil tindakan operasi pengangkatan tumor dan sel kanker
di otak Kyuhyun-ssi.”
“Kami juga berkeinginan seperti itu, tapi Kyuhyun
selalu menolak karena ia masih ingin hidup lebih lama di dunia. Dia masih ingin
berbuat baik kepada semua orang dan kami. Dia tak akan menyerah sampai ia tak
bisa berbuat apa-apa...”
To Be Continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar