“Ini I-pod. Ini bisa digunakan untuk mendengarkan
musik. Dan di sini juga hyung sudah menambahkan musik yang kau sukai!”
“Memangnya hyung tahu musik kesukaanku apa? Kan
selama ini hyung sibuk dengan perusahaan appa....dan hyung juga tidak punya
waktu untuk bermain denganku! Aku sangat ingin hyung menemaniku bermain dan
belajar seperti dulu...apa hyung sudah tak sayang padaku?” tanya Kyuhyun polos.
Kyuhyun memang memiliki perilaku yang sangat polos dan wajar saja Kyuhyun mudah
sekali ditipu oleh teman yang membullynya.
“Ani....hyung sangat sayang padamu! Karena hanya
kaulah yang menjadi penyemangat hidup hyung selain appa. Mianhae jika hyung
jarang lagi bermain bersamamu....hyung sedang sibuk-sibuknya dengan urusan
kantor...nanti hyung akan cari waktu agar kita bisa main dan belajar bersama!
Arrachi?”
“Ne! Yakso?”
“Ne, Yakso!”
‘Hyung juga akan berjanji akan selalu berada di
sampingmu! Karena hyung tahu bahwa kau adalah seseorang yang harus hyung
lindungi dari hal yang membahayakanmu, Kyunnie....nan jeongmal saranghaeyo’
“Hyung, mau lihat permainan piano terbaruku tidak?
Ini baru aku pelajari tadi, judulnya Fur Elise....”
“Jinjja? Tunjukkan pada hyung!” antusias melihat
adik kecilnya yang mulai menekan tuts piano yang bernadakan Fur Elise.
Dentingan piano di kamar sang adik membuatnya
seperti di surga! Jari-jari lentik adiknya dengan mudahnya mengalunkan nada Fur
Elise. Memang tak salah! Sang adik memiliki bakat seperti ibunya, di bidang
musik dan piano adalah instrumen kesukaan mendiang ibunya! Sepintas Siwon
melihat wajah adiknya seperti wajah ibunya. Spontan Siwon langsung memeluk
Kyuhyun yang masih asik dengan pianonya dan mendekap erat tubuh adiknya itu.
“Hyung kenapa kau memelukku seperti ini? Apa hyung
merindukan eomma?” tanya Kyuhyun lirih
“Melihatmu bermain piano, itu mengingatkanku pada
sosok eomma....dan wajahmu sangat mirip dengan eomma! Hyung merindukan
eomma....”
“Apa eomma tak sayang padaku? Kenapa aku tidak diizinkan
untuk melihat wajah eomma oleh Tuhan?
Kenapa Tuhan jahat padaku?”
“Shut....Kyunnie, Tuhan tidak jahat....Tuhan itu
sangat sayang kepada eomma, dirimu, dan semuanya....Mungkin kau akan diizinkan
untuk melihat wajah Eomma tidak sekarang, tapi nanti”
“Nanti kapan, hyung?”
“Hyung juga tak tahu kapan, yang penting Tuhan sudah
memberitahukan kepada kita bahwa kita pasti akan melihat wajah Eomma!”
“Hyung.....”
“Ne, ada apa? Apa kau mau sesuatu?”
“Aku mengantuk...tubuhku sangat lelah sekali...”
“Hyung antarkan kau ke kasurmu, ne?” ucap Siwon dan
langsung menggendong namdongsaengnya ala bridal style. Kyuhyun langsung
menggaetkan tangan putih pucatnya itu ke leher sang kakak tercintanya. Meskipun
tubuh Kyuhyun agak berisi, tapi bagi Siwon tubuh adik kecilnya ini masih enteng
seperti kapas yang jika ditiup masih bisa terbang di udara dan menurutnya Kyuhyun
ia anggap seperti harta berharga yang langka dan mudah rapuh jika dia teledor
dalam menjaganya karena ia akui juga bahwa namdongsaengnya memiliki imun yang
lemah sehingga ia mudah sakit. Andaikan saja penderitaan Kyuhyun bisa dibagikan
untuk Siwon, ia pasti sangat ikhlas menerimanya! Karena ia juga tahu bahwa
betapa beratnya kehidupan yang dijalani oleh seorang Choi Kyuhyun, selain ia
mengidap disleksia jadi mudah sakit jika di musim pancaroba (dingin-panas yang
silih berganti tanpa tahu cuaca yang pasti)
Siwon segera merebahkan adik kecilnya di kasur
single miliknya. Sang adik yang sedari tadi sudah tertidur di gendongannya
dengan ikhlas ia juga ikut mengistirahatkan badan atletisnya di kasur single
adiknya. Dipandangnya wajah lelah adiknya itu dengan penuh pilu mengapa adiknya
yang harus mendapat cobaan yang begitu berat. Apa salah dia? Dia masih begitu
polos untuk usianya yang terbilang sudah remaja, 17 tahun.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar