Sabtu, 12 November 2016

You are Not Stupid, My Dongsaeng

‘Aku ini bodoh dan selamanya menjadi orang bodoh! Meskipun aku berusaha hingga akhir hidupku, aku tetap mejadi manusia terbodoh dan tak berguna’ - Cho Kyuhyun –

 ‘Kau tak bodoh. Semua manusia diciptakan Tuhan pandai di setiap kekurangannya, aku yakin kau pasti bisa. Percayalah padaku! Selama aku masih di sini, aku akan selalu membimbingmu dan menghiburmu setiap saat’ – Choi Siwon –


...........................

BRAKK

Mungkin untuk sekian kalinya sang ayah menjatuhkan barang yang ada di sekitarnya dan semuanya hanya untuk melampiaskan emosi kepada bocah, sebenarnya tidak pantas untuk dipanggil bocah karena usianya sudah menginjak 17 tahun! Dan ini yang jadi permasalahannya...nilai ujian di sekolahnya selalu kecil, tak heran jika ayahnya selalu marah! Bocah yang menjadi bahan siksaan ayahnya hanya bisa menangis, menangis, dan menangis...

“Appa...hikss....hikss...mianhae! Jeongmal mianhae.....aku akan berusaha....hikss....” tangis bocah ini semakin menjadi-jadi

“Menyesal aku memiliki anak bodoh sepertimu! Tidak ada gunanya, menyusahkan, menjatuhkan harga diri keluarga saja!” teriak sang ayah dan tak segan-segan ia menyiksa anak bungsunya itu.

PLETAS

“Appa......! Appo.....hiks.....”
Sang kakak yang baru pulang dari kantornya segera berlari sambil menahan tubuh adiknya yang hampir terjatuh. Sang kakak tak tega melihat adiknya terus-terusan disiksa oleh ayahnya. Ibu kandungnya telah meninggal setelah melahirkan bocah malang itu.

“Appa!  Kasihan dia! Dia sudah berusaha memberikan yang terbaik! Kenapa appa terlalu memaksanya! Dia akan tertekan jika appa memaksanya terus! Gwaenchana? Kajja kita ke kamar!” sambil memapah adiknya yang masih merintih kesakitan.

.................



“Gwaenchana Kyu? Masih ada yang sakit? Kalau ada jangan disembunyikan dari hyung, arrachi?”
Sang bocah yang masih merintih kesakitan ini hanya menganggukkan kepalanya sambil terus menghapus air matanya. Kasihan melihat orang yang kita sayangi menderita karena ia memiliki kekurangan di antara orang lain yang hidup di sekitarnya.

“Kyunnie-ah......apa hyung boleh melihat hasil ujianmu?”

“Apa hyung akan marah padaku seperti appa? Aku takut......” tanya Kyuhyun dengan nada yang lirih.

“Hyung tak akan marah....hyung berjanji” sambil menunjukkan senyuman tulusnya kepada adik semata wayangnya.

“Arraseo....ini hyung” sambil menyerahkan hasil ujiannya.
Siwon melihat hasil ujian Kyuhyun yang sebenarnya sangat buruk bahkan tidak pantas unuk disebut nilai. Tapi hanya satu mata ujian yang menarik minat namja bertubuh atletis ini untuk melihat lebih teliti. Ternyata dongsaeng kecilnya memiliki bakat yang diturunkan dari ibunya.

“Kyunnie-ah...ternyata nilaimu tak buruk juga. Lihatlah ada satu nilaimu yang tak merah!” ucap sang kakak dengan semangat. Ini bertujuan untuk mengembalikan mood adiknya yang kacau.

“Benarkah? Apa hyung tak membohongiku?” tanya Kyuhyun dengan kedua matanya berkilat penuh harapan.

“Ne! Nilai seni musikmu sangat sempurna! Hyung bangga padamu!” sambil memeluk Kyuhyun yang duduk terdiam mematung.

“Ternyata eomma menurunkan bakatnya kepadamu....eomma yang di surga sana pasti bangga memilikimu! Hyung dapat pastikan itu!” sambil mengelus pelan punggung adiknya.

“Tapi hyung, aku ini bodoh....aku tak bisa membaca dan menulis....aku hanya membebani keluarga ini, hyung” lirih Kyuhyun di balik pundak kakaknya

“Kyu, dengarkan hyung! Setiap manusia diciptakan Tuhan dengan kelebihan dan kekurangan. Dan hyung akui itu. Walaupun kau tak bisa membaca dan menulis, tapi kau memiliki keahlian di bidang musik” sahut Siwon dengan mantap, meyakinkan adiknya bahwa apa yang diucapkannya memang benar.

“Sebagai hadiahnya, hyung sudah belikan kau ini!” sambil menunjukkan I-pod kepada Kyuhyun yang masih tercengang benda apa yang dipegang hyungnya. Selama ini ia tidak pernah menggunakan gadget! Meskipun gadget yang keluaran lama sekalipun. Pertama karena ia tidak bisa menggunakannya, dan kedua ia tidak pernah dihadiahi ponsel sebelumnya.


“Hyung, ini apa?” tanya Kyuhyun pelan

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar